Kasus Cerai Akibat Judi Slot Online

Kasus Cerai Akibat Judi Slot Online

Istri bakar suami di Alor

Rumah yang dilalap api akibat dibakar oleh HH, seorang istri yang berniat membakar suaminya akibat judi online di Alor, NTT.

Seorang istri berinisial HH (35), asal Kota Kalabahi, Kabupaten Alor, NTT, diduga membakar suaminya sendiri, Mario Agustinus Wendo.

HH mengaku kesal akibat sang suami seing berjudi online dan membuat masalah keuangan serius dalam keluarga mereka.

Menuurt Wakapolres Alor, Kompol Jamaludin, menjelaskan, terduga pelaku terancam dijerat dengan Pasal 187 ayat 1 dan 2 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.

“Korban mengalami luka bakar serius mencapai 80 persen dan saat ini masih menjalani perawatan intensif di RSD Kalabahi," ungkap Jamaludin, Kamis (31/10/2024).

Kronologi peristiwa ini berawal ketika HH menemukan bukti rekening suaminya yang digunakan untuk berjudi.

Rasa frustrasi HH memuncak ketika ia menemukan peluang untuk membeli bensin di tengah jalan.

Sesampainya di rumah, ia mengunci suaminya di kamar sebelum akhirnya membakarnya.

"Terduga pelaku kemudian menyiramkan bensin ke arah korban yang sedang tidur, ke dinding kamar yang terbuat dari triplek, dan ke gorden pintu kamar sebelum membakarnya,” tambah Jamaludin.

Sosiolog: Pengaruh gaya hidup dan teknologi

Sementara itu, sosiolog dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Dr Drajat Tri Kartono mengatakan, ada beberapa pemicu maraknya judi online dan salah satunya adalah kemajuan teknologi.

Kemajuan teknologi saat ini membuat masyarakat mampu mengakses situs judi online lebih mudah dan cepat.

Selain itu, di dalam kehidupan sosial masyarakat modern, ada kecenderungan untuk ingin lebih cepat dalam meraih ekspektasi, salah satunya hidup mapan secara finansial atau soal gaya hidup.

"Dalam masyarakat digital ini, ada teori yang menggambarkan soal kecenderungan manusia untuk "berlomba" untuk lebih cepat meraih sesuatu, misalnya ingin cepat makmur, atau keinginan lainnya," kata Drajat saat dihubungi Kompas.com, Jumat (01/11/2024).

"Kondisi ini didukung dan dipermudah dengan kemajuan teknologi saat ini," tambahnya.

Namun demikian, lanjut Drajat, bagi manusia yang tak mampu secara rasional untuk memahami risiko dari kondisi ini yang akan menjadi korban atau terdampak.

Untuk itu, kata Drajat, masyarakat harus sadar diri mengembangkan rasionalitas, kesadaran atas risiko dari perkembangan teknologi, khususnya judi dan pinjaman online.

Hal yang tak kalah penting adalah peran aparat hukum dan pemerintah dalam melindungi masyarakat dari judi online.

"Tak kalah penting adalah peran aparat kepolisian dalam mengontrol situs-situs judi online ini. Ini kan bisnis terlarang, penegakan hukum juga harus tegas dan sangat penting menjaga profesionalitas aparat," katanya.

"Selain itu harus digerakkan juga sosialisasi dampak judi online secara masif juga terus dilakukan," katanya.

TEMPO.CO, Jakarta - Judi online tak habis-habisnya menjadi perbincangan hari-hari ini. Terbaru, gara-gara terjerat judi online, seorang pria di Sambas, Kalimantan Barat nekat membunuh pegawai koperasi simpan pinjam pada Rabu, 19 Juni 2024 lalu. Kejadian tersebut menambah daftar panjang tindakan kriminal yang disebabkan oleh perjudian online.

Tempo telah merangkum sedikitnya ada 10 tindakan kriminal akibat judi online dalam lima tahun terakhir sejak 2020 hingga 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Tunggak Angsuran karena Judi Online, Pria Sambas Bunuh Pegawai Koperasi

Kejadian tersebut terjadi pada Rabu, 19 Juni 2024. Pelaku adalah S, 35 tahun, warga Kecamatan Selakau, Kabupaten Sambas. Korban, yang merupakan pegawai koperasi simpan pinjam, berinisial RR. Perkara bermula ketika korban menelepon pelaku untuk menagih tunggakan angsuran di koperasi.

Namun, pelaku mengaku tak bisa membayar karena duitnya habis dipakai judi online. Setelah itu, pelaku dan korban bertemu di jalan dan terlibat cekcok. Pelaku menantang korban untuk berduel menyelesaikan masalah. Korban yang merasa tertantang lalu memenuhi permintaan pelaku. Keduanya lalu berboncengan ke area perkebunan.

Di tempat tersebut, pelaku dan korban berkelahi. Pelaku lalu menusuk korban menggunakan pisau dapur. Pisau tersebut sebelumnya disembunyikannya di balik baju. Atas kejadian itu korban mengalami luka berat akibat tusukan senjata tajam. Korban sempat jalani perawatan di Rumah Sakit Abdul Aziz, Singkawang. Namun korban akhirnya meninggal dunia karena luka tusuk yang dialami parah.

2. Polwan Bakar Suami Gara-gara Judi Online

Seorang polisi wanita alias polwan, Brigadir Polisi Satu atau Briptu Fadhilatun Nikmah, membakar suaminya yang juga polisi, Briptu Rian Dwi Wicaksono. Pembakaran yang terjadi di Asrama Polisi Polres Mojokerto, Jawa Timur, pada Sabtu, 8 Juni 2024 itu diduga dipicu karena korban menggunakan gajinya untuk judi online.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Dirmanto, mengatakan, berdasarkan olah tempat kejadian perkara dan gelar perkara oleh penyidik, motif pelaku membakar suaminya, lantaran marah yang tak terkendali. Korban disebut acap menghabiskan uang belanja untuk judi online. Padahal mestinya uang tersebut untuk membiayai kehidupan keluarganya.

“Jadi korban, Briptu Rian Dwi Wicaksono, mohon maaf ini, sering menghabiskan uang belanja yang seharusnya buat membiayai hidup tiga anaknya ini untuk bermain judi online,” kata Dirmanto, pada Ahad, 9 Juni 2024

Berdasarkan informasi yang diterima Tempo, Fadhilatun disebut emosi setelah melihat saldo rekening bank suaminya yang berkurang beberapa juta rupiah. Rian, yang disebut baru menerima gaji ke-13 dari pemerintah pada awal Juni lalu, ternyata belakangan diketahui di rekening tabungannya hanya tersisa saldo Rp 800 ribu

3. Pengangguran dan Kecanduan Judi Online, Pemuda di Kalimantan Timur Dibunuh Ibunya

Seorang pemuda di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur berinisial EJ, 29 tahun, tewas dibunuh ibunya, M, 52 tahun, pada Rabu, 22 Mei 2024. Motifnya, si ibu muak dengan anaknya itu lantaran menganggur dan kerap meminta uang untuk bermain judi online. Padahal keluarga tersebut bukan dari kalangan berada. Apalagi EJ, yang kecanduan judi online, kerap meminta uang dengan memaksa.

Kapolres Berau, AKBP Steyven Jonly Manopo mengatakan, ibu korban telah merencanakan untuk menghabisi nyawa korban dengan mengajak adik korban berinisial S, 23 tahun. Pelaku membunuh korban saat tertidur lelap sekitar pukul 01.00 dini hari. Adik korban menahan kaki dan perut korban. Sementara ibunya menusuk leher korban menggunakan pisau dapur sebanyak dua kali.

4. Kecanduan Judi Online, Pria di Bekasi Tikam Istri

Pria berinisial AR, 34 tahun, tega menikam istrinya, DI, 30 tahun, dengan pisau dapur pada awal April 2024 lalu. Peristiwa itu terjadi di kediamannya, di Kampung Cangkring, Desa Jayalaksana, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Saksi, yang juga tetangga mereka acap mendengar suara tangis korban karena bertengkar selama sepekan. Pertikaian rumah tangga itu diduga karena pelaku yang berprofesi sopir angkutan umum sering bermain judi slot.

Kapolsek Cabangbungin, AKP Basuni menjelaskan, kejadian bermula saat pelaku dan korban bersama dua anaknya hendak pergi ke Jakarta untuk mengontrak dan berjualan. Namun, korban mengurungkan niat tersebut. Tindakan tersebut membuat emosi pelaku hingga menusuk korban. Adapun akibat kejadian ini, korban dibawa ke RSUD Kabupaten Bekasi untuk mendapatkan perawatan intensif. Adapun, pelaku yang saat itu mencoba bunuh diri juga sedang dirawat di RS Polri Kramatjati Jakarta Timur.

5. Pria di Morowali Rampok dan Bunuh Ibu untuk Judi Online

Seorang pria di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, berinisial AL, 48 tahun, tega merampok dan membunuh ibu kandungnya sendiri, inisial R, 80 tahun, demi bisa main judi online dan membeli narkoba jenis sabu-sabu. Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Djoko Wienartono mengatakan, peristiwa pembunuhan ini terjadi di Desa Padabaho, Kecamatan Bahodopi, pada Ahad 28 Mei 2023 sekitar Pukul 04.00 WITA.

Djoko mengatakan pelaku membunuh korban dengan cara membekap dan menyumpal mulut korban menggunakan kain saat korban sedang tidur. Korban disebut meninggal dunia lantaran sulit untuk bernapas. Setelah korban tidak bergerak, kata Djoko, pelaku kemudian mengambil semua perhiasan korban dan kabur. Motif pelaku karena ingin menguasai harta benda milik korban tersebut untuk kemudian digunakan berjudi online dan membeli sabu.

Selanjutnya: Anggota densus 88 rampok dan bunuh supir taksi online untuk bayar utang judi online

6. Demi Bayar Utang Judi Online, Anggota Densus 88 Rampok dan Bunuh Supir Taksi Online

Anggota Densus 88 Bripda Haris Sitanggang nekat melakukan perampokan dan pembunuhan kepada Sony Rizal Taihitu, 59 tahun, yang merupakan supir taksi online, demi membayar utang judi online. Pembunuhan itu terjadi di Jalan Nusantara, Perumahan Bukit Cengkeh Depok pada Senin, 23 Januari 2023. Haris berpura-pura menjadi penumpang sebelum kemudian melakukan penganiyaan berupa penikaman.

Identitas Haris tertinggal di dalam mobil Sony, sehingga aparat langsung meringkusnya di Puri Persada, Desa Sendang Mulya, Bekasi, Jawa Barat. Jaksa Penuntut Umum (JPU) Tohom Hasiholan mengungkapkan motif pembunuhan keji itu karena terdakwa butuh uang. Terdakwa menghabiskan uang DP mobil Rp 92 juta untuk bermain judi online. Terdakwa kemudian dijatuhi vonis seumur hidup oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Depok.

“Haris Sitanggang divonis penjara seumur hidup,” kata Kepala Seksi Intel Kejaksaan Negeri Depok M. Arief Ubaidillah, Senin, 25 September 2023.

7. Terjerat Judi Online, Pemuda di Sleman Bunuh dan Mutilasi Kekasih

Seorang pemuda inisial HP, 23 tahun, asal Temanggung, Jawa Tengah tega menghabisi nyawa kekasihnya, inisial AI, 34 tahun, demi menguasai harta korban untuk membayar utang akibat acap kalah judi online. Tak hanya dibunuh, korban yang merupakan perempuan asal Kecamatan Kraton, Yogyakarta itu juga dimutilasi. Kejadian tersebut terjadi di kawasan Kaliurang, Sleman pada awal April 2023 lalu.

“Jadi pada korban memungkinkan pembunuhan bisa dilakukan dengan mudah dan hartanya cukup untuk membayar hutang,” kata Wadireskrimum Polda DIY, AKBP Tri Panuko, pada Senin, 3 April 2023.

8. Pasutri di Tarakan Bunuh Remaja Demi Uang Tebusan

Pasangan suami istri atau pasutri di Tarakan, Kalimantan Utara terungkap membunuh remaja bernama Arya Gading Ramadhan, usia 19 tahun. Sang istri inisial AF, 22 tahun, membantu suaminya EG, 23 tahun, yang kalah dalam judi online. Perkara bermula ketika EG memberikan modal kerja oleh ayahnya. Namun uang tersebut ludes karena judi online.

Akibatnya, sang ayah tak lagi mempercayakan modalnya kepada EG. Karena tak memiliki pekerjaan tetap dan hidup dari kerja serabutan, pasutri ini kemudian timbul niatan menculik seseorang dab meminta tebusan. Rencana itu direalisasikan dengan menculik korban dan meminta tebusan Rp 200 juta kepada keluarga korban. Karena permintaan tak disanggupi, pasutri kemudian menghabisi nyawa korban.

9. Wanita di Bandung Tewas Dibunuh Penjudi Online karena Ogah Dipinjami Uang

Seorang wanita inisial GEJ, 51 tahun, ditemukan tergeletak tak bernyawa di rumahnya di Desa Cinunuk, Kabupaten Bandung pada Senin, 27 Juni 2022. Kematian wanita paruh baya tersebut diketahui setelah warga setempat mendobrak kediaman korban. Tetangga curiga lantaran korban tak dapat dihubungi sejak Sabtu sore. Korban diketahui sudah meninggal dua hari sebelum ditemukan.

Bermula dari penemuan tersebut, polisi menyelidiki kasus untuk mengungkap pelaku. Akhirnya pelaku berinisial DS ditangkap di Banjar, Jawa Barat, setelah berpindah-pindah karena melarikan diri. DS menghabisi nyawa korban karena motif ekonomi. Awalnya, DS menyambangi korban karena hendak meminjam sejumlah uang. Karena tak diberi, korban kemudian dihabisi nyawanya.

10. Terlilit Utang Judi Online, Pria di Sumatera Utara Dihabisi

Seorang pria di Sumatra Utara, Jefri Wijaya alias Asiong, 39 tahun, ditemukan tak bernyawa di jurang di Berastagi, Karo pada Jumat siang, 18 September 2020 lalu. Warga Jalan Amal, Medan Sunggal, ternyata disiksa hingga tewas karena masalah utang-piutang. Belasan orang diduga terlibat dalam penganiayaan itu. Tujuh di antaranya telah ditangkap, termasuk seorang personel TNI.

Tersangka sipil yang sudah ditangkap yakni ES, Han, MD, Sam, BA, dan AR. Pembunuhan ini ternyata bermotif penagihan utang-piutang dalam perjudian online. ES ternyata memiliki piutang judi online dengan D, rekan Jefri, sekitar Rp766 juta. Namun, Jefri yang menjadi penjaminnya dan berjanji akan membayar Rp 200 juta.

Karena uang itu tidak bisa ditagih, dan Jefri tidak dapat dihubungi, ES kemudian memberi perintah kepada Han untuk menagih utang itu. Mereka merencanakan untuk menculik dan menyiksa agen jual beli mobil itu. Masing-masing pelaku penagih utang ini dijanjikan upah Rp15 juta. Namun penculikan dan penyiksaan itu kebablasan dan menyebabkan korban tewas. Korban lalu dibuang ke jurang.

HENDRIK KHOIRUL MUHID  | RICKY JULIANSYAH

Malem Gan, mau sharing tentang pengalaman Ane yg sudah hampir 4 tahun terakhir ini kecanduan judi bola online. Ane berharap pengalaman ini bisa jadi pelajaran buat agan-agan yg mungkin sempat tergoda "iseng" nyoba judi bola online untuk segera menghilangkan keinginan itu, buat agan-agan yang mungkin masih aktif jadi member agen judi online segera berhenti.

KARENA UANG JUDI TIDAK BISA MENCUKUPI KEBUTUHAN HIDUP.

Perkenalan Ane dengan judi bola online 4 tahun lalu berawal dari cerita beberapa temen kampus, Ane masih inget betul kalimat dari salah satu temen waktu memperkenalkan judi bola online,

"GUE KASIH TAU CARA NYARI UANG CEPET"

Setelah itu, kalimat temen Ane bersambung menjadi cerita kemenangan-kemenangan dia, bagaimana tiap weekend (Sabtu-Minggu) dia bisa meraup keuntungan antara 2-3 juta bersih dari modal yang kurang dari 300rb. Dan perlu agan-agan ingat bahwa sebagian besar para penjudi bola online selalu menceritakan kemenangannya, ada semacam kebanggan saat melihat orang lain "kagum" dengan cara kita mendapatkan uang dengan sangat mudah. Soal kekalahan? Jarang para penjudi menceritakan hal itu pada orang lain, karena saat kekalahan datang, para penjudi sibuk berusaha membalikkan keadaan hingga lupa melakukan interaksi pada orang lain. Hal yang juga Ane lakuin saat mengalami siklus ini.

Kalimat temen Ane dengan "cerita surga" mudahnya mencari uang lewat pertandingan sepakbola mulai "menggelitik" otak, pikiran tentang mendapat uang besar dengan cara instan terlalu menggiurkan untuk Ane lewatin gitu aja. Akhirnya dengan kursus singkat dari temen Ane tadi tentang bagaimana cara bermain lengkap dengan aturan-aturannya , jejak kelam 4 tahun silam Ane mulai. Berawal dari taruhan kecil, kadang menang kadang kalah, lambat laun Ane mulai intens menggeluti "permainan haram" ini.

Tanpa Ane sadari intensitas judi bola online makin meningkat, baik dari waktu maupun dari jumlah taruhan. Yang awalnya cuma main pas weekend, kini menjadi setiap hari. Yang awalnya cuma main tiap malem aja, kini bahkan mulai dari siang udah stay di depan laptop/PC. Yang awalnya cuma masang taruhan di liga-liga besar (Inggris,Italy,Spanyol dll), kini mulai merambah masang taruhan di liga-liga kecil (Estonia,Swedia,Norwegia,dll). Yang awalnya cuma masang taruhan di pertandingan sepakbola, kini mulai nyoba main di cabang olahraga lain (basket,tenis,badminton dll). 2 bulan pertama deposit Ane cume berkisar antara 100-500rb, lambat laun mulai meningkat menjadi jutaan. Awalnya bertaruh antara 50-100rb/pertandingan, berubah menjadi minimal 250rb/pertandingan, dan begitu seterusnya.

6 bulan pertama, total Ane mengalami kekalahan 12 juta lebih. Karena kekalahan itu, Ane mulai berpikir untuk mencari cara, atau lebih tepatnya melakukan strategi saat memasang taruhan. Tergeraklah Ane untuk searching cara menang judi bola melalui beberapa website. Ane benar-benar serius memperhatikan "rumus" yg diberikan oleh website-website tersebut dan Ane praktekin. Awalnya Ane percaya kalo ada rumus yang bisa digunakan untuk menebak skor atau jumlah gol dalam sebuah pertandingan sepakbola, karena beberapa rumus tersebut ane praktekin dan Ane menang. Tapi itu semua BULLSHIT! Rumus-rumus itu tidak akan berguna saat player seperti Ane bermain dengan emosi dan feeling, 2 hal yang jelas ada dalam proses judi. Jadi, buat agan yang sempet denger atau baca ada cara/rumus untuk menang judi bola online itu semua BOHONG BESAR. Nggak ada cara untuk bisa ngalahin bandar, kecuali dengan faktor keberuntungan, sesuatu yang sama sekali tidak bisa diprediksi. Saat keberuntungan buat player telah habis, maka kekalahan adalah sesuatu yang pasti didapat oleh penjudi.

Tahun ke dua, Ane sudah tidak bisa lagi menghitung berapa total uang Ane yang ludes tanpa sisa akibat judi bola online. Tapi yang pasti, kalo bisa Ane gambarin polanya adalah seperti ini, kalo seumpama hari ini Ane menang 2 juta, maka 2 hari lagi Ane bakal kalah 3 juta atau lebih, dan begitu seterusnya, sehingga uang kemenangan yg sempat Ane kantongin sebenarnya adalah uang Ane sendiri, bukan uang dari bandar. Uang kemenangan dari judi bola juga tidak bisa Ane rasain secara nyata, hilang tanpa bekas. Dan herannya semua uang itu tidak bisa menjadi "kebaikan", istilah uang panas tidak akan berkah memang nyata kebenarannya. Saat Ane menang, sebagian besar Ane gunain untuk maksiat, minum, sex, dsb. Ada beberapa yang Ane beliin barang, tapi semua barang itu juga hilang atau rusak. HP, motor, jam tangan, dll semua lenyap tanpa bisa Ane nikmatin manfaatnya lebih lama.

Karena judi bola, secara nyata juga mulai merubah cara hidup Ane. Yang pasti jelas terlihat adalah Ane mulai menjauh dari Tuhan, proses ibadah sudah ane lupain, seolah-olah Tuhan Ane kini berwujud angka-angka ods yang terpampang di layar monitor. Kedua, interaksi Ane dengan sahabat, keluarga, pacar mulai berkurang. Sudah tidak ada lagi waktu untuk nongkrong atau mungkin ngobrol hangat karena waktu Ane tersita untuk mengamati hasil pertandingan. Tingkat emosi Ane juga mulai tak terkontrol, saat mengalami kekalahan Ane bisa marah-marah nggak jelas pada semua orang, mood langsung turun drastis saat menyadari uang deposit sudah ludes tanpa sisa. Hal inilah yang mengakibatkan hubungan Ane dengan pacar berakhir. Tak berhenti hanya disitu....

1 tahun terakhir ini, Ane mulai mengalami kekalahan yang sangat banyak. Lebih banyak dari apa yang bisa Ane hasilkan. Mulailah Ane mencari "sumber uang" lain untuk menuruti nafsu menebus kekalahan, mendapatkan uang cepat untuk dipakai modal berjudi. Ane mulai menggelapkan uang usaha kakak Ane, dimulai dari hanya ratusan ribu menjadi jutaan. Tak hanya itu, Ane juga mulai hutang ke teman. Kemampuan Ane untuk berbohong mulai terasah pada proses ini.

Lama kelamaan kebusukan itu mulai tercium oleh kakak Ane, hasilnya hubungan Ane dengan kakak merenggang dan mengakibatkan Ane harus secara sukarela untuk berhenti dari pekerjaan. Hubungan Ane dengan beberapa teman juga merenggang akibat kebiasaan Ane hobi ngutang, memang Ane balikin, tapi lama kelamaan image Ane sebagai tukang utang mulai tercipta. Teman pun mulai menjauh satu persatu. Akibat judi bola online Ane kehilangan sesuatu yang tidak bisa ditukar dengan apapun... KEPERCAYAAN.

Saat ini, Ane sudah berhenti total dari judi bola online, sudah hampir 2 bulan ini Ane nggak lagi sibuk ke ATM untuk melakukan deposit ke agen judi, sudah nggak lagi begadang sampai pagi untuk melihat hasil pertandingan bola, rutinitas yang selama 4 tahun Ane gelutin lambat laun mulai Ane tinggalin. Kehilangan keluarga, teman, pacar, dan pekerjaan cukup memberikan pelajaran buat Ane pribadi, jangan sampai akibat judi bola online Ane juga kehilangan hidup. 4 tahun ke belakang Ane habisin waktu untuk hal yang sia-sia, sesuatu yang merubah Ane menjadi seorang PECUNDANG, sesuatu yang harus Ane bayar mahal baik dengan materi maupun dengan moril. 4 tahun ke belakang, Ane hsbisin waktu untuk mengejar sesuatu yang fana, dan merelakan keluarga,sahabat,kekasih pergi karena kebodohan Ane.

Ane akhirnya selama 2 bulan ini mulai istiqomah untuk berhenti berjudi. Hal pertama yang Ane lakuin untuk bisa berhenti adalah mulai mendekatkan diri dg Tuhan (kebetulan Ane muslim). Sholat yg dulu udah hampir lupa waktunya, kini pelan2 Ane tata, syukur-syukur bisa ikut jamaah di Masjid. Al Quran yg dulu cuma jadi pajangan di meja kerja, kini mulai lagi Ane baca, dengan semua kegiatan itu Alhamdulillah hidup Ane mulai bisa tenang. Dulu, waktu masih intens judi, nggak tau kenapa hidup Ane nggak bisa tenang, yang ada di otak cuma uang, uang, dan uang. Meskipun terkadang menang dengan nominal besar tapi hal itu tidak bisa membuat hidup Ane tenang, seperti yang Ane bilang di atas mungkin waktu itu Tuhan Ane adalah uang, sesuatu yang nggak bisa memberikan ketenangan dan kedamaian buat hidup Ane. Sekarang, meskipun Ane masih punya utang (akibat kalah judi) dan nggak megang uang banyak kayak dulu, hidup Ane jauh lebih tenang setelah mendekatkan diri pada Tuhan yang sebenarnya, Tuhan yang menjanjikan kedamaian yang sesungguhnya. Insyaallah Ane bakal tetep istiqomah menjalani ini semua gan.

Buat agan-agan, Ane berharap kisah ini bisa menjadi pelajaran. Jangan sekali-sekali tergoda untuk mencoba judi online, apapun bentuknya. Efek buruk judi benar-benar akan menghancurkan semua potensi Agan sebagai seorang manusia.

Untuk beberapa kaskuser yang ingin ikut sharing Ane persilahkan, siapa tau dengan sharing dari agan, bisa ikut memberi pelajaran bagi kaskuser yang lain.

Beberapa komentar dari agan-agan yg punya pengalaman serupa dengan Ane :

Sama gan.. Ane di poker udah abis jutaan, sekarang udah enggak maen lagi. bener duit setan pasti balik lagi ke setan gan.

ane pernah ngalamin hal serupa kyak agan,walaupun cma sekitar 1 tahun ane kecanduan,tp ane bsa ngerasain hal gimana yg agan rasakn

cendol sent gan,smoga yg lain bsa segera berhenti dri racun dunia ini

Ane jg gan, karna judi kerjaan kacau, ane sudah terjerumus di judi kartu remi (song/leng) uang kantor ane pake, ya gk byk2 sih cuma 5jt, tp kepercayaan yg lenyap, kejadian br terjadi bray, mumpung msh muda, msh byk wkt utk memperbaiki diri.

Lonjakan perceraian akibat judi jadi ancaman baru di Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka perceraian akibat judi mencapai 1.572 kasus sepanjang 2023 lalu. Data ini didapat dari putusan yang telah dibacakan Pengadilan Agama di masing-masing daerah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Angka tersebut meningkat 142,59 persen dibandingkan 2020. Saat itu, tercatat sebanyak 648 kasus perceraian yang disebabkan oleh judi.

Namun demikian, tak diketahui pasti jenis judi yang tercatat dalam data BPS. Bisa jadi judi yang dimaksud bersifat offline atau online.

Jawa Timur sendiri menjadi provinsi dengan angka perceraian tertinggi akibat judi. Ada 415 kasus perceraian di Jawa Timur yang disebabkan oleh judi.

Di posisi kedua ada Jawa Barat dengan catatan 209 kasus perceraian. Dilanjutkan dengan Jawa Tengah dengan 143 kasus.

Berikut data 10 provinsi teratas dengan kasus perceraian akibat judi tertinggi tahun 2023:

1. Jawa Timur 415 kasus2. Jawa Barat 209 kasus3. Jawa Tengah 143 kasus4. Sumatera Utara 121 kasus5. Banten 109 kasus6. Lampung 81 kasus7. Sulawesi Selatan 60 kasus8. DKI Jakarta 57 kasus9. Kalimantan Timur 55 kasus10. Sumatera Selatan 48 kasus

Dalam beberapa waktu terakhir, kasus judi online marak jadi perbincangan. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat transaksi judi online terus meningkat sejak 2020.

Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi mengatakan judi dan pinjaman online adalah paket lengkap untuk memperburuk kondisi rumah tangga. Berdasarkan catatan tahunan Komnas Perempuan 2023, sepanjang 2022 terdapat 1.178 kasus perceraian yang diakibatkan judi. Adapun menurut data Badan Pusat Statistik sepanjang 2023, terdapat 1.572 kasus perceraian karena judi.

"Misalkan kondisi keuangan keluarga yang tidak stabil, belum pulih dari COVID-19, kemudian terpuruk, misalnya dalam pinjaman online atau judi online, otomatis kan membuat kondisi rumah tangga itu tidak stabil," ujarnya kepada detikX pada Selasa, 18 Juni 2024.

Judi online menjadi pemicu terjadinya kekerasan ekonomi terhadap perempuan. Dalam banyak kasus, pelaku judi dengan paksa menguasai harta korban. Misalnya melakukan pengisian judi slot melalui gawai dan rekening istri. Lalu, di banyak kejadian, pelaku menjual atau menggadaikan barang pasangan. Selain ketagihan judi online, biasanya pelaku juga akan terjerat pinjaman online.

Di sisi lain, Siti mendesak agar pemerintah tegas menindak dan memblokir akses aplikasi judi. Setelah itu, pihak-pihak di balik judi online juga harus menerima hukuman setimpal.

Namun Siti juga mengingatkan, orang tertarik pada pinjaman dan judi online karena tergiur pendapatan tambahan. Artinya, selama ini upah yang diterima kelewat rendah. Untuk itu, selain memutus akses aplikasi judi online, pemerintah harus menaikkan tingkat upah agar ekonomi keluarga lebih stabil.

Terjadi di Berbagai DaerahSepanjang 2022, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, terdapat 1.191 kasus perceraian akibat judi. Angka ini terus bertambah dari dua tahun sebelumnya, yaitu 648 kasus pada 2020 dan 993 kasus pada 2021. Mirisnya, pada 2023, perceraian akibat judi menembus 1.572 kasus. Jumlah ini meningkat 32 persen dalam setahun dan melesat 142,6 persen dibandingkan pada 2020 atau awal pandemi COVID-19.

Judi bahkan menjadi penyebab perceraian terbanyak setelah perselisihan dan pertengkaran terus-menerus, ekonomi, meninggalkan salah satu pihak, dan mabuk. Adapun provinsi dengan kasus perceraian terbanyak akibat judi adalah Jawa Timur, disusul dengan Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus perceraian akibat permasalahan judi melonjak dalam setahun terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah perceraian akibat judi pada 2023 menembus 1.572 kasus. Jumlah tersebut meningkat 32% dalam setahun dan melesat 142,6% dibandingkan 2020 atau awal pandemi Covid-19.

Judi bahkan menjadi penyebab perceraian terbanyak setelah perselisihan dan pertengkaran terus menerus, ekonomi, meninggalkan salah satu pihak, dan mabuk.

Kenaikan perceraian yang dipicu permasalahan judi justru terjadi di tengah turunnya angka perceraian secara keseluruhan. Jumlah kasus perceraian di Indonesia pada 2023 tercatat 408.347 atau turun 8,9% dibandingkan 2022.

Provinsi dengan kasus perceraian terbanyak akibat judi adalah Jawa Timur disusul dengan Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Judi Online Merajalela

Data BPS tidak merinci apakah judi yang dimaksud adalah karena judi online ataupun offline. Namun, sejumlah data menunjukkan jika kasus judi online tengah melonjak drastis.

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie menyinggung soal transaksi Rp 100 triliun terkait judi online selama kuartal I- 2024 yang disampaikan olehPusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Jika melihat data kuartalan maka angkanya bisa menyentuh Rp 400 triliun setahun. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan sampai geram dengan maraknya judi online. Jokowi buka suara mengenai maraknya kasus judi online yang terjadi belakangan ini. Ia menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak tidak melakukan judi online maupun offline.

"Secara khusus saya ingin sampaikan, jangan judi, jangan judi, jangan berjudi, baik secara offline maupun online," kata Jokowi melalui siaran Sekretariat Presiden, Rabu (12/6/2024).

Menurutnya judi online saat ini sudah banyak menimbulkan korban jiwa. "Lebih baik kalau ada rezeki, ada uang itu ditabung, ditabung atau dijadikan mudah usaha dan sudah banyak terjadi karena judi harta benda habis terjual, karena judi suami istri bercerai, karena judi melakukan kejahatan, melakukan kekerasan, bahkan tidak sedikit yang menimbulkan korban jiwa," katanya.

Menurut Jokowi judi itu bukan hanya mempertaruhkan uang, atau sekedar permainan iseng-iseng berhadiah. Tapi menurutnya judi itu mempertaruhkan masa depan. "Judi itu mempertaruhkan masa depan, baik masa depan diri sendiri, masa depan keluarga, masa depan anak-anak kita," katanya. CNBC INDONESIA RESEARCH[email protected]

Indonesia mencatatkan ribuan kasus perceraian akibat judi online melonjak dari tahun-tahun sebelumnya. FOTO/Yourtango

- Indonesia mencatatkan 1.572 kasus perceraian akibat

di 2023. Angka ini melonjak naik dibandingkan tahun 2022.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi mengatakan, jumlah kasus perceraian rumah tangga akibat judi online di 2022 sempat menurun bila disandingkan di 2019 yang menyentuh 1.947 kasus. Namun, jumlah terkerek naik di 2023.

"Sempat menurun di tahun 2020, tapi angka tersebut naik kembali di tahun 2023, 1.572 angka perceraian," ujar Budi Arie saat Sarasehan bersama Kadin, di Jakarta, Kamis (3/10/2024).

Tidak hanya berdampak buruk bagi pasangan suami istri, judi online juga berdampak pada anak-anak di bawah umur. Berdasarkan data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) setidaknya ada 197.054 kasus kecelakaan yang didorong oleh judi online di kalangan anak-anak.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga mencatat jumlah pemain judi online di Indonesia menyentuh 4 juta orang. Di mana, rata-rata kelompok usia antara 30-50 tahun. Budi menyebut, 4 juta penduduk Indonesia yang terlibat judi online mencatatkan nilai transaksi hingga kuartal I-2024 mencapai Rp600 triliun. Persentase jumlah penduduk dan nilai transaksi judi online pun menjadi ancaman terbesar bagi Indonesia saat ini.

"Daripada judi online, mendingan jualan online. Buat UMKM, meningkatnya, bisnis judi online dapat menimbulkan berbagai dampak sosial dan ekonomi," paparnya.

Pertumbuhan pemain judi berbasis digital itu mengikuti peningkatan jumlah pemain secara global yang diprediksi mencapai 290 juta jiwa di 2029. Di mana di Asia Tenggara (ASEAN), sejumlah negara yang disinyalir menjadi markas terbesar bagi operator judi online ilegal, yaitu Kamboja, Myanmar, Filipina, dan Laos.

Sehingga, perkembangan judi online yang besar juga menjadi ancaman bagi Indonesia. Budi memastikan, pemerintah terus mengantisipasi ancaman atau dampak buruk dari perkembangan ekonomi digital, salah satunya judi online.

Sebaliknya, otoritas terus mendorong efek positif dari digitalisasi terhadap makro perekonomian Indonesia. Lantaran mendorong pertumbuhan ekonomi nasional ke arah yang baik.

"Di era ini kita tidak hanya diminta untuk mengantisipasi peluang dari ekonomi digital, tapi juga ancamannya. Seperti industri lain, bisnis perjudian juga turut berkembang dan bertransformasi kerana digital," ucap dia.

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengungkapkan tingginya angka perceraian akibat adiksi masyarakat terhadap judi online.

Angka tersebut berdasarkan data yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS) yang dilaporkan pada 2024 ini.

Dari data yang ada, tingginya angka perceraian akibat judi online sudah terpantau sejak 2019.

Baca juga: Terus Bertambah, OJK Blokir 8.000 Rekening Terkait Judi Online

"Meningkatnya adiksi judi online dapat menimbulkan berbagai dampak sosial dan ekonomi seperti naiknya angka perceraian didasari oleh permasalahan adiksi judi online. Karena di tahun 2019 terdapat 1.947 kasus perceraian karena judi online," ujar Budi Arie dalam paparannya di sarasehan dengan Kadin Indonesia di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Kamis (3/10/2024).

"(Angka perceraian) Sempat menurun di tahun 2020 (648 kasus), tapi angka tersebut naik kembali secara signifikan di tahun 2023, (menjadi) 1.572 angka perceraian," ungkapnya.

Budi melanjutkan, dampak judi online juga sudah merambah ke anak-anak.

Berdasarkan data Pusat Pelaporan dan Transaksi Keuangan (PPATK) pada 2024, sebanyak 197.054 anak usia 11-19 tahun telah melakukan deposit judi online senilai Rp 293 miliar dengan total 2,2 juta transaksi.

Selain itu, PPATK mencatat transaksi judi online pada kuartal I tahun 2024 mencapai Rp 600 triliun.

"Jumlah penduduk yang terlibat judi online bahkan telah mencapai 4 juta orang yang didominasi kelompok usia 30-50 tahun," kata Budi.

"Karena itu jangan judi online lebih baik jualan online. Itu motivasi ke UMKM (usaha kecil, mikro dan menengah). Daripada judi online, mendingan jualan online. Buat UMKM," tegasnya.

Baca juga: Menpan-RB Terbitkan Surat Edaran, Tindak Tegas ASN Pelaku Judi Online

KOMPAS.com - Sederet kasus kekerasan dan kriminalitas yang dipicu oleh kecanduan judi online terjadi di sejumlah daerah di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir ini.

Bahkan sejumlah pelaku nekat bertindak yang mengarah ke percobaan pembunuhan dan pembakaran dengan pasangannya sendiri.

Dari beberapa kasus tersebut pelaku mengaku merasa frustrasi atau terlilit utang akibat aktivitas perjudian daring.

Baca juga: Meutya Hafid Lapor ke Prabowo soal 10 Pegawai Komdigi Jadi Rekanan Situs Judi Online

Berikut ini adalah tiga kasus mencolok yang terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT), Kepulauan Riau, dan Jawa Timur:

Polwan bakar suami

Kasus lain terjadi di Mojokerto, Jawa Timur. Seorang anggota polisi wanita, Briptu FN, nekat membakar suaminya yang juga polisi, Briptu RDW.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto, mengatakan bahwa FN sudah tak mampu menahan amarah karena uang tabungan yang seharusnya digunakan untuk kehidupan keluarga, malah dihabiskan oleh RDW untuk berjudi online.

“Saudara almarhum korban sering menghabiskan uang belanja yang seharusnya dipakai untuk membiayai ketiga anaknya, malah untuk judi online. Ini temuan sementara kami,” ujar Dirmanto di Mapolda Jatim, Minggu (9/6/2024).

FN yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka masih mengalami trauma, dan proses hukumnya sedang berlangsung.

Baca juga: Kasus Polwan Bakar Suami di Mojokerto, Briptu FN Menangis Saat Mendengar Kesaksian Sang Mertua

Percobaan perampokan karena utang judi

Selain itu, kasus lain juga terjadi di Batam, Kepulauan Riau. Seorang pria berinisial MA mencoba merampok kenalannya sendiri, seorang wanita berinisial AY.

Keduanya mengaku berkenalan lewat aplikasi MiChat sejak tiga bulan lalu. Di hadapan polisi, pelaku mengaku terlilit utang karena kecanduan judi online.

“Pelaku membawa pisau yang diambil dari rumah korban, menandakan dia sudah berniat untuk menguasai harta korban,” kata Kapolda Kepri Irjen Pol Yan Fitri, Rabu (25/9/2024).

Kejadian ini bermula ketika korban dan pelaku dalam perjalanan menuju lokasi yang sudah disepakati.

Di tengah perjalanan, pelaku yang sudah membawa pisau meminta uang Rp 1 juta kepada korban. Ketika korban tak bisa memenuhinya, pelaku melukai leher korban dan melarikan diri.

Kasus ini sempat viral di media sosial setelah korban meminta pertolongan dari warga sekitar.

Baca juga: Ditangkap, Gunawan Sadbor Mengaku Sulit Blokir Akun Judi Online karena Terlalu Banyak